Muhammad Bagas siswa kelas I SMA Al Maksum Kisaran ini tak menyangka jika bisa bermain sepakbola di Eropah.
Lewat program SBAI/Blispi Kemenpora yang menghunjuk PSSA Asahan dengan nama SBAI Garuda Jaya ke Barcelona Cup 2017, maka Bagas berkesempatan tampil apalagi dia adalah Kapten Tim PSSA Asahan U15.
Bertubuh mungil dengan tinggi 155cm, Muhammad Bagas (fhoto) sangat kontras dengan postur lawan. Jabat tangan dengan Kapten Tim lawan sebelum kickoff sebuah pemandangan lucu dari luar lapangan.
Tapi pemain tengah yang pernah setahun berlatih dan sekolah gratis di SSB Soemantraji Medan ini ternyata bukan "kaleng kaleng". Bagas mampu memimpin timnya dalam lapangan. Skillnya membuat pemain lawan tercecer sekaligus memukau penonton.
SBAI Garuda Jaya berada di grup A. Tak terkalahkan hingga dihentikan Inggris di final 0-2.
Bagas total mencetak tiga gol selama event. Si sulung dari tiga bersaudara yang pertama kali bersepakbola ditangani mantan kiper PSSA Suherman harus mencatat sejarah pahit saat lawan Kelemersrud Norwegia hasilnya draw 1-1, di mana gol di gawang Norwegia dan PSSA dicetak Bagas.
Gol di gawang Norwegia hasil kerjasama bagus antara striker Bustami/Farhan, Dimas, kemudian Bagas memanfaatkan peluang dengan sontekan keras firstime.
Gol Bagas ini mencengangkan Norwegia yang kemudian bangkit menekan PSSA dan memukau publik sepakbola di Salou Barcelona.
Kendati PSSA stabil ditekan Norwegia setelah gol Kapten Mungil ini, oleh disiplin dan tanggungjawab Bagas sadar harus membantu pertahanan, menjalankan fungsi gelandang, serta bersama Dimas membantu Bustami/Farhan ke depan.
Dalam sepak pojok untuk Norwegia menjelang bubaran, kiper Dadam jatuh saat mentip bola dan bola bergelinding cepat tepat kena ujung sepatu Bagas lalu masuk ke gawang Dadam.
"Tidak saya duga datangnya bola,"ujar Bagas dengan wajah bersalah usai laga lawan Norwegia, coach Rahman menenangkan Bagas yang terlihat sangat kecewa.
Gol bunuh diri lainnya saat PSSA melawan Taby FK Irlandia. Jika tidak ada peristiwa gol bunuh diri berarti Bagas dkk memenangi semua laga kecuali final dengan Inggris.
Anak anak Asahan ini mengguncang Eropah di Salou Barcelona. Khususnya Bagas yang mendapat perhatian khusus.
"Finlandia, Swedia dan Swiss menawarkan kesempatan bagi PSSA untuk bermain di kompetisi mereka masing masing tahun depan,"ujar manejer tim SBAI Garuda Jaya PSSA Asahan Azwar Mahmud.
Bagas dan kawan kawan setidaknya menunjukkan kepada dunia dan publik sepakbola Indonesia bahwa Anak Asahan juga punya masa depan sepakbola.
Semoga.*Nurkarim Nehe