Hoax Keberuntungan
Hari itu saya dan teman-teman kelas diarahkan oleh Dosen Mata Kuliah Etika Public Relations yakni Muhammad Zeinizein S.Sos M.SP untuk mengikuti Kuliah Umum.
Kuliah Umum tersebut dilaksanakan oleh iNews TV dan MNC Media membahas tentang “Jurnalisme TV Menangkal Hoax” yang menghadirkan Arya Mahendra Sinulingga Direktur Pemberitaan MNC Media sebagai narasumber.
Saya memperhatikan betul tiap pembahasan yang dibawakan oleh beliau, hasrat bertanya segera muncul, lalu terdorong mencari informasi dari Google seputar iNews dan berita hoax.
Dan saya mendapatkan sebuah pertanyaan sederhana sesuai basic Public Relations untuk dilontarkan kepada narasumber Arya Mahendra Sinulingga dan tanpa diduga pertanyaan itu membawa kesempatan emas untuk saya.
Ketika sesi tanya jawab berlangsung, beliau menunggu hingga semua mahasiswa selesai melontarkan pertanyaannya. Lalu saat beliau ingin menjawab, beliau memanggil saya dan kembali menanyakan nama saya.
Lalu jawaban yang beliau berikan diawali dengan kalimat “Kamu mau magang di Jakarta? Tiket pesawat pulang pergi saya yang tanggung!”
Sontak itu membuat seluruh audiens riuh dan kaget, apalagi saya. Waah keberuntungan seperti apa ini, Alhamdulillah ya Allah. Jangankan ditanggung tiket pesawat pp, diberi kesempatan magang di MNC Media saja sudah merupakan surprise bagi saya yang berasal dari kota kecil Kisaran, ibukota Kabupaten Asahan.
Saking kaget dan senangnya saya ternyata tidak hanya mencoba merespons keberuntungan ini tetapi langsung melontarkan pertanyaan meminjam topik kuliah umum kepada Arya: "Apakah ini bukan hoax Pak?" Dan ternyata pertanyaan ini semakin mendesak saya pergi magang ke MNC Media Jakarta.
Usai kuliah umum saya putuskan menyampaikan surprise ini kepada ayah dan emak pertelepon. Benak saya mendorong seolah ingin mempertegas apakah hal ini bukan "hoax" kepada kedua orang yang tentu akhirnya bisa menjawabnya.
Apa jawaban Emak? Siapapun seorang Emak yang arif bijaksana, apapun pendidikan dan jabatan pekerjaannya tentu tak jauh dari faktor "keselamatan anak perempuan" dan "biaya".
"Wih...jadi kau mau magang ke Jakarta? Kapan? Berapa lama? Berani kau? Berapa pula biayanya itu? Kost di mana kau? Apa ada indekost dekat MNC? Aih cepat hubungi kakakmu di Bandung..."
Itulah respon Emak saya yang Batak, lahir dan dibesarkan di lingkungan agama yang kuat dan etos kerja perkebunan lalu bekerja di sana. Berpendidikan SMA ditambah Kursus Komputer era jelang 1990. Senang dibaluri kekuatiran.
Saya tidak kecewa dengan respon ayah yang datar dan klise saat saya beritahu surprise dari seorang Arya Mahendra Sinulingga. "Bagus lah itu. Persiapkan diri. Timba ilmu dan pengalaman di sana. Dinda mulai memasuki fase dunia nyata; lingkungan kerja, kenalilah dengan baik dan benar....."
Sebab ayah selalu mengajarkan dan mendidik kesederhanaan, realistis, dan tentu kerja keras dengan doa sebagai stimulasinya.
Apapun dan bagaimana pun respon ayah dan emak, hanya satu yang terpenting bahwa mereka mendukung langkah saya mengambil kesempatan berharga ini.
Awalnya saya kira, kesempatan ini akan sulit untuk diproses mengingat jarak waktu pelaksanaan kuliah umum dengan pelaksanaan PKL/Magang termasuk masih lama.
Tetapi dengan bantuan Dosen yang bekerja sebagai presenter di iNews TV Medan; Nurleli, S.Sos,. M.Ikom., yang senantiasa berkordinasi dengan iNews TV Jakarta, akhirnya saya bisa melaksanakan PKL di Jakarta, bersama dengan 6 orang teman dari jurusan Broadcast (Saya jurusan Public Relations).
Namun semua itu juga tidak akan terwujud tanpa dukungan dan bantuan kedua orangtua saya. Rasa syukur terus terngiang di hati saya dan saya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu.
Singkat cerita, saya dan ke enam teman lainnya mengikuti PKL dimulai pada tanggal 01 Agustus 2017 sampai dengan 01 September 2017.
Rapat KPI dan Stasiun Televisi Nasional Indonesia dengan agenda Pengadaan Bahasa Isyarat di Program Berita
Pekan pertama pelaksanaan PKL, saya ditempatkan di bagian Government Relations, yakni membantu urusan dengan pihak pemerintah dalam hal ini Menkominfo dan KPI. Hal-hal yang diurus adalah seperti perpanjangan izin siaran, klarifikasi surat peringatan dari KPI dan mengikuti undangan rapat dari kedua instansi tersebut.
Pada tanggal 03 Agustus 2017, saya ikut serta mewakili iNews TV untuk mengikuti undangan rapat koordinasi oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bersama Cakranagara (staff Government Relation) dengan pembahasan tentang “Pengadaan Bahasa Isyarat di Lembaga Penyiaran Nasional”.
Di pekan selanjutnya, saya diposisikan di Corporate Secretary Integrasi MNC Media, tepatnya bagian external Communication, lebih kerucut lagi di bagian Media Relations.
Kendala yang saya hadapi adalah, saya harus berpindah kantor dari Kebon Sirih ke Kebon Jeruk.
Saya sangat ragu karena tentu saja berat di ongkos dan saya takut dengan fakta bahwa saya baru pertama kali tinggal di Jakarta!
Tapi akhirnya dengan arahan dari Pembimbing Lapangan yang sangat saya kagumi reputasi karir jabatannya,Head Of External Communications Media Integrasi MNC MEDIADriantama Riwahju S, saya memutuskan untuk berani mengambil kesempatan itu. Disana, saya bergabung dengan "mas-mas" dan "mba'-mba' dari RCTI, MNCTV dan GlobalTV. Ruang Lingkup saya menjadi lebih luas.
Bersama Head Of External Communications Media Integrasi MNC MEDIA sekaligus pembimbing lapangan, Driantama Riwahju S
Saya sengaja dipindahkan untuk membantu dan diberi kesempatan untuk terlibat langsung dengan event besar perusahaan yang dalam waktu dekat akan dilaksanakan, yakni HUT RCTI ke 28.
Selain itu, saya juga diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam acara Press Conference The Reds Run RCTI, Press Conference HUT RCTI 28, Acara Puncak HUT RCTI 28, Press Conference MNCTV The Apartment Indonesia dan Press Conference The Voice Kids Indonesia, tanpa meninggalkan rutinitas tugas Media Monitoring untuk memantau apakah citra positif perusahaan baik itu dari program TV atau artis/aktor tetap terjaga di tengah masyarakat.
Interaksi dengan para pejabat media di sini, termasuk presenter, artis dan pihak eksternal sungguh menambah ilmu dan pengalaman khususnya di bidang Public Relations. Akhirnya mengantarkan saya pada titik seperti dulu, bahwa masih banyak yang belum saya tahu. Terbukti apa yang selalu dimotivasi para dosen bahwa semakin bertambah ilmu maka akan semakin terasa banyak yang belum diketahui, sebagai fakta bahwa belajar harus terus menerus.
Bersama teman-teman dari UMSU, teman susah dan senang selama merantau. "Maafkan ya teman, jika hanya saya yang ditanggung tiket pesawat pp oleh MNC"
Rasanya waktu 1 bulan sangat tidak cukup, mengingat saya sudah jauh-jauh dari Medan. Namun kehidupan di Jakarta yang banyak membutuhkan biaya, membuat saya dan teman-teman untuk memutuskan melaksanakan PKL hanya sebulan.
Banyak hal yang saya pelajari dari pengalaman ini. Adalah tentang keberanian, kekuatan hati, dan bahwa orang besar sekalipun seperti Pembimbing Lapangan saya selalu rendah hati dan menganggap semua orang sama, meskipun harus menghadapi anak magang yang merepotkan seperti saya.
Saya sangat bersyukur diberikan orang-orang baik di sekitar saya, semua ini tak lain adalah atas izin Allah dan doa dari kedua orangtua saya.
Terkadang saya merasa kehilangan percaya diri, ketika saya harus menghadapi semuanya sendiri, dimulai dari melaksanakan PKL di lingkungan dan dengan orang-orang baru justru di Jakarta pula, sampai dengan harus mempersiapkan dan mempresentasikan hasil PKL sendirian.
Usai seminar hasil PKL di Gedung PascaSarjana UMSU, Medan, Selasa tanggal 16 Januari 2018. Dilanjutkan di Prapat tanggal 17 dan 18 Januari
Tapi akhirnya semua itu terlewati dengan baik dan saya bangga kepada diri saya sendiri, ini adalah sebuah pencapaian besar dalam hidup saya. Life is moving.
Percaya dan mencintai diri sendiri adalah kunci kesuksesan dalam meraih pengalaman yang tidak biasa sebagai modal untuk capaian capaian lebih besar di depan.
"Jangan pernah mengeluh dan menyesal apalagi membenci jika kita bisa lebih khusu' berdoa padaNYa..."
DINDA NURSHABRINA
Medan, 16 Januari 2018.