Manusia Bermanfaat

Manusia Bermanfaat

Manusia Bermanfaat

MENJADI MANUSIA YANG BERMANFAAT
Ade Diana

Kali ini, mari bicara tentang masa depan atau mau jadi apa kita ke depannya,
atau bagaimana mempersiapkan anak-anak kita calon-calon pemimpin bangsa ini di masa yang akan datang, semoga kelak bisa menjadi ummat yang terbaik dan mampu mempersiapkan ummat terbaik ummatnya Rosululloh SAW.

Mungkin ada di antara kita yang sudah mengenal Talents Mapping (untuk selanjutnya disingkat dengan TM).

Sebelumnya kita perlu tahu sekilas gambaran TM ini.

TM ini dikembangkan oleh seorang anak bangsa, beliau adalah Abah Rama. Tepatnya Rama Royani dari tahun 2002, kemudian 2004 beliau meneliti dan mendalami apa itu TM.

Sebenarnya berawal dari kegelisahan beliau. Tiga puluh tahun berkecimpung menjadi pimpinan perusahaan multinasional, menjadi direktur, CEO dan sebagainya, ada keraguan dari beliau, kalau hidupnya seperti itu terus, sepertinya tidak menjadi manfaat bagi dirinya. Sehingga dengan keraguan itu beliau temukan diskusi-diskusi dan juga seminar-seminar yang berkaitan dengan potensi diri, menemukan kekuatan diri.

Singkat ceritanya Abah Rama menemukan sebuah teori yang digagas oleh Gallup, seorang psikologi positif kebangsaan Amerika. Beliau meneliti tentang apa faktor apa yang membuat setiap manusia itu sukses. Sehingga dari penelitian itu muncullah teori yang terkait dengan teori potential strength across, mengenai potensi diri yang ada pada setiap manusia.

Dari situlah terbentuk organisasi yaitu khusus memetakan bakat-bakat dari setiap orang yang ada di Amerika dan seluruh dunia. Sehingga teori yang dikembangkan dari teori itu dikembangkan pula oleh abah Rama. Abah Rama adalah founder Talents Mapping yang ada di Indonesia.

Talents Mapping (TM) ini berfokus pada potensi kekuatan dan bakat dari seseorang, yang Allah berikan pada setiap manusia, yang pada dasarnya setiap manusia itu sama. Memiliki 34 sifat bakat yang sudah ada. Dari mana asalnya? Dari penelitian. Bahkan ada yang mengatakan, ada 5000 bakat.

Nah yang dibicarakan di Talenta Mapping (34 bakat) adalah sifat-sifat bakat yang produktif. Jadi ada juga sifat bakat yang tidak produktif.

Sifat bakat yang produktif itu apa?

Dari 34 itu ada 7 sampai 14 bakat yang terkuat, dan ada 7 sifat bakat kita yang terlemah.

Lalu kaitannya dengan potensi kekuatan itu apa? Yaitu, proses mengolah sifat-sifat bakat itu menjadi produktif. Jadi seseorang itu dikatakan berbakat, jika bakat itu diolah menjadi sebuah kekuatan dan bakat itu menghasilkan produktifitas.

Apa produktifitasnya?

Sebelumnya kita lihat dulu fenomena yang ada di indonesia :
Menurut Education Psychologist integrity development flexibility (IDF), Irene Guntur, M. PSi.,PSI., CGA bahwa 87% mahasiswa Indonesia salah jurusan.
Ada sarjana pertanian bekerja di BANK.
Ada sarjana keagamaan menjadi pemusik.
Ada dokter menjadi komedian.
Ada sarjana peternakan jadi pebisnis kue.

Bagaimana pendapat anda tentng itu? Ada beberapa jawaban yang muncul di antaranya :
* Tidak sesuai jurusan
* Kalau dijalani dengan senang hati pasti berhasil
* Tidak sesuai dengan passion, tidak sesuai dengan minat bakat

Tapi, itulah fenomena yang terjadi di bangsa kita.

Dikarenakan apa?
Ini fenomena yang banyak terjadi di tahun 2014. “Salah jurusan,” kata orang. Apaka itu menjadi salah?

Kalau kita maknai sesuai penelitian tentang bakat, ya salah memilih jurusannya. Kenapa? Kalau memang bakatnya itu bisnis (misalnya) kenapa nggak kuliah bisnis saja? Atau mungkin dari awal kita belum yakin bahwa itu bakat kita. Atau mungkin belum dipandu.

Nah, bagaimana memandunya? Seperti apa sifat bakat kita ini?

Ada tes bakat sederhana sederhana supaya kita dapat gambaran. Yaitu lewat observasi dari aktivitas.

Setiap tahun, ada 2 juta angkatan kerja baru, sementara daya serap lapangan kerja itu sangat terbatas. Hanya 800 ribu sarjana. Belum lagi nanti anak-anak kita yang lulus SMK misalnya. Atau mungkin anak-anak yang putus sekolah di SMP. Itupun juga nanti menjadi pejuang, bahwa setiap orang harus punya manfaat bukan cuma untuk dirinya tapi juga untuk keluarganya bahkan untuk bangsanya.

Sekarang saja kita lihat banyak perusahaan yang terpuruk. Sementara saat ini banyak pekerjaan-pekerjaan yang biasa dilakukan oleh manusia, sudah digantikan oleh mesin. Jadi banyak potensi dari calon-calon pekerja itu tidak terpakai, karena sudah tergantikan. Contohnya penjaga tol, ticketing, tukang pos, dan lain-lain.

Mungkin di tahun 2030 atau 2050, keberadaan tenaga kerja yang mengandalkan skill, bisa saja tergantikan. Karena apa? Banyak perusahaan yang mulai berpikir memanfaatkan robot, bukan lagi menggunakan tenaga kerja manusia.

Karena ini menjadi sebuah fenomena yang sangat dekat, maka ini menjadi perhatian semua kalangan baik itu peneliti, pengamat, dan lain-lain.
Memang dari sisi produktifitas lebih cepat, tapi dari sumber daya manusia, akan menimbulkan banyak pengangguran.

Terkait dengan kekuatan, minat, bakat, cita-cita, di Amerika pernah dilakukan sebuah penelitian.
"Banyak orang Amerika tidak tahu kekuatannya. Ketika ditanya mereka akan melihat anda dengan pandangannya yang kosong atau mereka menjawab terkait pengetahuan, yang tentu saja merupakan jawaban yang salah. (Peter Drucker)

Dulu kalau ditanya tentang cita-cita, kita menjawab cita-cita itu sebatas dokter, insinyur, polisi.... Nah, kalau kita tanya pada anak-anak kita sekarang begitu banyak pekerjaan yang menjadi sebuah cita-cita baru untuk anak kita, misalnya make up artis, cake decorating, dan lain-lain.

Dunia ini terus berputar, tapi mungkin kita tidak menyiapkan apa yang menjadi kekuatan pada diri anak kita dan bahkan pada diri kita saat ini, yang sudah tua, yang sudah menjadi ibu/ayah dari anak-anak kita.

Kita harus menyiapkan minat dan bakat anak-anak kita. Kita harus menyiapkan apa yang akan mereka pilih.

Maka yang akan kita siapkan apakah anak-anak yang pinter atau berkarakter?

Tentu yang berkarakter kan? Kenapa?
Menjadikan anak-anak yang berprinsip, tahu pada tujuannya, tidak mudah terbawa-bawa, dan lain-lain.
Artinya kita menyiapkan anak yang punya kekuatan untuk mengembangkan potensinya. Itu kalau kita memilih menyiapkan anak yang berkarakter.

Kalau sekedar pinter, berarti dia belum tentu paham pada banyak hal, apakah itu karakter adab, karakter disiplin dan sebagainya.

Kalau kita ditanya mau punya anak-anak yang punya tekad atau bakat?

Tekad memang bisa menanamkan pada dirinya, untuk bisa merubah dunia. Ini berarti ‘kerja’ (do something). Dengan tekad, berarti jika sudah punya prinsip, dia harus punya energi untuk melakukan sesuatu.

Kenapa tidah kita siapkan anak yang punya bakat? Kalau punya tekad tapi tidak mengetahui bakatnya juga tidak tercapai sesuai keinginannya.

Kalau disuruh memilih, lebih baik diberi jalan atau cara? Cara?

Bukankah kalau kita memohon kepada Allah SWT, kita minta ditunjuki jalan, bukan cara?
JALAN MENUJU KESUKSESAN, JALAN MENJADI ORANG KAYA, JALAN YANG LURUS YANG ALLAH RIDHOI dan lain-lain.
Karena apa?

Kalau ‘cara’, itu terkait dengan diri kita. Kalau ‘jalan’ itu terkait denga Allah SWT.

Sebenarnya Allah sudah memberikan sebuah jalan kepada kita sehingga, kita yang harus menemukan caranya.

Kira-kira kalau jalannya salah, caranya salah jadi apa? tentu saja sesat.

Kalau jalannya benar, caranya salah, sampai ke tujuan nggak? Sampai, tapi mungkin muter-muter, kemana-mana dulu. Sampai, tapi dalam waktu yang lama.

Kalau jalannya benar caranya benar, maka sampainya lebih cepat.

Kalau caranya benar jalannya salah, ya nggak sampai juga.

Artinya ‘jalan’ ini sangat penting. Jalannya juga harus benar. Jalan itu urusan Allah swt. Yang kita perlukan adalah bagaimana kita menemukan cara untuk menuju jalannya.

Bagaimana kita mencapai surga Allah swt, kalau kita tidak pernah menemukan cara kita untuk sampai ke sana?

Bagaimana menemukan jalannya? Dengan do'a-do'a dan fitur unik (potensi kekuatan).

Setiap manusia punya tugas yang menjadi alasan keberadaan manusia di muka bumi.

Setiap orang tugasnya unik. Untuk tahu tugas kita masing-masing, temukanlah fitur unik kita masing-masing.

Fitur unik merupakan perangkat unik yang Allah berikan kepada setiap manusia Untuk bisa menjalankan tugasnya yang juga unik.

Fitur unik adalah kekuatan. Sayangnya kita biasanya menemukan kekuatan saat kepepet.

THE POWER OF KEPEPET

Orang yang merasa kepepet sibuk menggali KEKUATANnya, mengabaikan KELEMAHANnya.

Yang tidak merasa kepepet sibuk menggali KELEMAHANnya, mengabaikan KEKUATANnya.

You were born WITH WINGS, why prefer to CRAWL through life?
~ Rumi ~

Bagaimana kita mengantarkan anak-anak kita menuju cita-citanya agar menjadi manusia yang bermanfaat saat ini bahkan sampai ke masa depan?

Bantu dia untuk menemukan potensi kekuatannya agar apa yang dikerjakan kelak adalah memang passion-nya,memang syakilahnya dan dia bisa memiliki peran yang terbaik dalam kehidupannya.

Di dalam QS Al Isra (17) : 84 juga Allah berfirman :

Katakanlah,"Tiap-tiap orang beramal menurut 'syakilah'nya masing-masing." Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.

TM adalah sebuah tools untuk mengembangkan potensi unik manusia.

Get to know your Strength through Talents Mapping



Catatan Diana (Praktisi Talents Mapping)
Di rumah saja
12052020

Singgahi juga kanal Inibabad, refreshing #dirumahaja #stayathome #workfromhome

https://www.youtube.com/channel/UC5-pP597XalurmBIIUA2Yjw