Pengusaha cantik ini bernama Nirda Julianda (30), warga Jalan Gambas, Perumahan Wahyu 24, blok M3, Kelurahan Siumbut-umbut baru, Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan.
Nirda membuka usaha rumahan di saat mulai hebohnya Pandemi Covid-19 karena mau tak mau harus menjawab permasalahan ekonomi yang menerpa masyarakat menengah ke bawah itu dan Nirda buka usaha Empek Empek.
Empek-empek Nirda memiliki spesialisasi menggunakan ikan alu-alu, karena di Asahan dan Tanjung Balai ikan tenggiri susah didapat.
"Hal itu kami lakukan juga untuk membantu perekonomian para nelayan yang ada di Tanjungbalai Asahan,"ujar Nirda, pegawai pada Yayasan Royal Teladan Asahan pemilik dan pengelola STMIK Royal Kisaran yang sudah kesohor secara nasional dan regional itu.
Nirda menjamin kalau rasa empek-empeknya tidak berubah, karena tekstur dan rasa ikan sama, hanya jenisnya saja yang berbeda.
Untuk saat ini, ada tiga jenis menu empek-empek yang sudah dibuat, seperti Kapal Selam, Lenjer, dan Lenggang.
Adapun dari ketiga jenis empek-empek itu dihargai dengan Rp 10.000 untuk jenis Kapal Selam dan Lenjer, serta jenis Lenggang Rp. 12.500.
Nirda dapat memperoleh hasil keuntungan dari penjualan empek-empeknya ini berkisar Rp 7-8 juta perbulan.
Pemesanan dapat dilakukan dari media sosial akun Facebook Pempek Ikan Cek Lenn atau dengan nomor telephone.
Nama Cek Lenn itu diambil dari nama ibu Nirda. Cek itu dalam bahasa Palembang artinya kakak, Len itu panggilan ibu Nirda.
"Empek-empek berasal dari Palembang, bukan berarti pembuatnya yang hadir dari Palembang, kalau ibu saya asli orang Palembang,"ungkapnya
Untuk alat-alat penggiling dan pembuat empek-empek milik Nirda asli dari Tujuh Ulu Palembang.
Sistem pengantaran Pempek Ikan Cek Lenn ini memberikan fasilitas delivery gratis untuk seputaran kota Kisaran.
Nirda berpesan kepada pembaca inibabad bahwa di masa pandemi covid-19 ini, masyarakat diharapkan bisa lebih kreatif dan inovatif. *Yudi SP
Nirda membuka usaha rumahan di saat mulai hebohnya Pandemi Covid-19 karena mau tak mau harus menjawab permasalahan ekonomi yang menerpa masyarakat menengah ke bawah itu dan Nirda buka usaha Empek Empek.
Empek-empek Nirda memiliki spesialisasi menggunakan ikan alu-alu, karena di Asahan dan Tanjung Balai ikan tenggiri susah didapat.
"Hal itu kami lakukan juga untuk membantu perekonomian para nelayan yang ada di Tanjungbalai Asahan,"ujar Nirda, pegawai pada Yayasan Royal Teladan Asahan pemilik dan pengelola STMIK Royal Kisaran yang sudah kesohor secara nasional dan regional itu.
Nirda menjamin kalau rasa empek-empeknya tidak berubah, karena tekstur dan rasa ikan sama, hanya jenisnya saja yang berbeda.
Untuk saat ini, ada tiga jenis menu empek-empek yang sudah dibuat, seperti Kapal Selam, Lenjer, dan Lenggang.
Adapun dari ketiga jenis empek-empek itu dihargai dengan Rp 10.000 untuk jenis Kapal Selam dan Lenjer, serta jenis Lenggang Rp. 12.500.
Nirda dapat memperoleh hasil keuntungan dari penjualan empek-empeknya ini berkisar Rp 7-8 juta perbulan.
Pemesanan dapat dilakukan dari media sosial akun Facebook Pempek Ikan Cek Lenn atau dengan nomor telephone.
Nama Cek Lenn itu diambil dari nama ibu Nirda. Cek itu dalam bahasa Palembang artinya kakak, Len itu panggilan ibu Nirda.
"Empek-empek berasal dari Palembang, bukan berarti pembuatnya yang hadir dari Palembang, kalau ibu saya asli orang Palembang,"ungkapnya
Untuk alat-alat penggiling dan pembuat empek-empek milik Nirda asli dari Tujuh Ulu Palembang.
Sistem pengantaran Pempek Ikan Cek Lenn ini memberikan fasilitas delivery gratis untuk seputaran kota Kisaran.
Nirda berpesan kepada pembaca inibabad bahwa di masa pandemi covid-19 ini, masyarakat diharapkan bisa lebih kreatif dan inovatif. *Yudi SP