Perjuangan 19 Dai Sumut Di Sabah

Perjuangan 19 Dai Sumut Di Sabah

Perjuangan 19 Dai Sumut Di Sabah

Perjuangan 19 Dai Sumut Di Sabah

Ustadz Iyen (kanan), Ustadz Musdar Bustamam asal Sei Berombang teman sekolah Ustadz Abdul Somad, dan Ustadz Jalidar Abd Rahim.



Tahun 1974 yang lalu menjadi kenangan manis oleh Al Ustadz H Mohd Iyen Atim, Al Ustadz H Ghazali Sulaiman BA, Al Ustadz Datuk Haji Jalidar Abd Rahim tentang sahabat seperjuangan yang melebarkan sayap Daqwah di Negeri Sabah.

Mereka adalah tiga dari 19 Dai Sumatera Utara yang berjuang di negeri Sabah Malaysia.


Ketika Itu Alm Prof H Bahrum Djamil menjabat Rektor UISU. Keluarga Pemilik Yayasan UISU dan juga Pengurus PB Al Wasliyah Sumatera Utara memberangkatkan 19 Dai di zaman Ketua Menteri Tun Datu H Musthapa Bin Datu Harun bertepatan di zaman pemerintahan USNO (United Sabah National Organitation). USNO adalah partai politik yang berbasis di Sabah, Malaysia, didirikan oleh Tun Mustapha, Ketua Menteri Sabah ketiga dan berkuasa setelah memenangkan pemilihan negara bagian 1967.

Keberangkatan 19 Dai Asal Sumatera ini diberangkatkan setelah mendapat Permintaan dari Pemerintahan Negeri Sabah menyangkut perihal Daqwah di Negeri itu.

Melalui Tuan Yang Terutama sekaligus Ketua Menteri Sabah ketika itu Kepada Alm H Buya Hamka, berhubung pahaman di negeri itu memakai mazhab Ahli sunnah waljamaah.

Kepiawaian Alm H Buya Hamka memberikan kesempatan kepada Alm Prof H Bahrum Djamil untuk melakukan seleksi bagi kader Alwasliyah yang berkompeten untuk kembangkan nilai daqwah di negeri di bawah bayu itu.

Melalui seleksi dan proses yang panjang akhirnya 19 Dai tersebut dapat dikumpulkan dengan Data dan Asal Daerah yakni:

1.Alm H.A Khalik Massidin MA ( Medan)
2.Alm H Aliyuddin Kamidi Lc (PulaurajaAsahan)
3.Alm Drs.Adnan Idris SH (Medan).
4.Alm Drs.A.Munir Siregar (Medan).
5.Alm H Nawawi Muhammad (Palembang).
6.H.Mohd Iyen Atim (Sergei).
7.Alm H Yahya Arsyad BA (Tanjungbalai).
8.Alm H Ahmad Darby BA (P.Sidempuan).
9.Alm H Syafii H Duyut BA (Pekanbaru).
10.Alm H Ahmad Jaini (Perbaungan).
11.Alm H Mohd Indra (Indrapura).
12.Alm H Mansyuruddin BB (Barus).
13.Alm H Syahriansyah Azhar (Perbaungan).
14.Alm H Umar Siddiq (Medan).
15.Alm H Muchtar Zainuddin (Pagurawan).
16.H Ghazali Sulaiman (Tg Morawa).
17.H Muchlis Sitanggang (Medan).
18.H M Yacob Lubis (Perbaungan).
19.Datuk H Jalidar Abd Rahim ( Sergei).

19 Dai itu berkhidmat sekaligus abdikan diri untuk berdaqwah di negeri itu setelah ditauliyah oleh pihak Pemerintahan Kerajaan Sabah, sebagian diangkat sebagai Pegawai Majlis Ugama Islam Sabah,sebagian Guru di sekolah Agama.

Proses dan kehidupan yang panjang di kehidupan merantau, akhirnya 19 dai itu ada yang bertahan dan ada yang balik kampung atas alasan kesehatan dan tidak sedikit di makam kan di tanah perantauan.

Namun semangat daqwah mereka menjadi asupan dan energi yang positif bagi anak anak keturunan mereka yang lahir dan membesar di negeri itu.

Rasyid Riza/istri di kediamanDatuk H Jalidar Abd Rahimbersama tamu dari Medan Al Ustadz Musdar Bustamam/istri, pendamping Al ustadz Abdul Somad Lc ketika mengisi Tausiah di Kota Kinabalu Tahun 2018.

Ramadhan Tahun ini kembali mengimbas tangisan dan kerinduan buat Dai terbaik sahabat terbaik dan saudara terbaik yang pernah sehala berjuang demi Agama Allah walau di mana jua berada, itu dirasakan tahun demi tahun oleh sebagian Al ustadz yang masih berjuang di negeri itu.

Seperti diakui Al Ustadz H Mohd Iyen Atim, Al Ustadz Ghazali Sulaiman dan Al Ustadz Datuk H Jalidar Abd Rahim.

Note Rasyid Riza
Kinabalu, Sabah, Malaysia.
2 Ramadhan 1440H.