Persepsi

Persepsi

Persepsi

Noam Chomsky, seorang ahli linguistik dan teori politik yang terkenal dengan pandangannya tentang media dan manipulasi




PERSEPSI

*Muhammad Zeinizen
 

Pada satu diskusi kecil, seseorang sahabat bertanya,’persepsi media bisa tidak mengubah situasi negara ini.’ Ini pertanyaan yang sekarang melingkari hampir di setiap lini masa.

Pengaruh media massa dalam membentuk opini publik telah menjadi topik yang diperdebatkan dalam banyak konteks. Salah satu teori terkemuka dalam bidang ini adalah Noam Chomsky, seorang ahli linguistik dan teori politik yang terkenal dengan pandangannya tentang media dan manipulasi. Chomsky berpendapat, media massa sering terlibat dalam manipulasi informasi untuk mempengaruhi opini publik, dan dia menyajikan argumen-argumen yang kuat untuk mendukung pandangannya ini.

Banyak kalangan menilai, jurnalis memiliki peran sebagai anjing penjaga (watch dog) dalam memantau kekuasaan pihak yang berkuasa. Peran watch dog ini bertujuan untuk mencegah lembaga kuat untuk tidak melakukan hal-hal buruk yang dapat mendiskriminasi hak rakyat sebagai pihak lemah. Peran ini juga dapat membuat masyarakat memahami dampak dari pihak yang berkuasa (Kovach & Rosenstiel, 2003).

Manipulasi media dapat memengaruhi pemahaman publik tentang isu-isu penting dalam masyarakat. Ketika media memilih isu-isu yang diprioritaskan secara tidak proporsional, masyarakat dapat teralihkan dari masalah yang lebih mendesak dan penting. Ini dapat menghambat kemampuan masyarakat untuk memahami dan terlibat dalam diskusi yang substansial tentang isu-isu krusial yang mempengaruhi kehidupan mereka.

Manipulasi media juga dapat mempengaruhi keragaman pendapat dan perspektif dalam masyarakat. Ketika kepemilikan media terpusat dalam beberapa perusahaan besar dengan kepentingan politik dan ekonomi tertentu, sudut pandang yang berbeda dan suara-suara minoritas dapat terabaikan. Ini dapat menghasilkan monopoli dalam penentuan narasi publik dan menghambat keragaman pendapat yang sehat. Dalam masyarakat yang demokratis, akses terhadap informasi yang beragam dan sudut pandang yang berbeda sangat penting untuk mendorong pemikiran kritis dan partisipasi publik yang seimbang.

Manipulasi media juga dapat merongrong kepercayaan masyarakat terhadap media massa secara keseluruhan. Ketika masyarakat menyadari adanya manipulasi informasi, baik yang disengaja maupun tidak disengaja, kepercayaan mereka terhadap sumber-sumber berita dapat terkikis. Hal ini dapat menghasilkan meningkatnya skeptisisme terhadap informasi yang diberikan oleh media massa, yang pada akhirnya dapat merusak integritas dan peran media sebagai pengawas kekuasaan.

Dalam era digital saat ini, pengaruh media massa semakin kompleks dan meluas. Teknologi telah memberikan akses yang lebih luas ke informasi dan memungkinkan masyarakat untuk menjadi produsen dan penyampai berita mereka sendiri. Namun, tantangan tetap ada dalam membedakan antara fakta dan opini, serta memahami agenda dan manipulasi yang mungkin terjadi di balik pemberitaan. Jadi,berikanlah infomasi yang berimbang sesuai fakta, atau mungkin boleh lah saya mengenang kembali nasehat penting guru jurnalis Astrakusumah Astraadmaja,’jika kamu (wartawan) mendapat sebuah berita cek recheck, setelah dapat kedua cek ulang ke beberapa nara sumber dan kembali mengechek, dan setelah lengkap baru ditayangkan.’
*Penulis pernah jadi jurnalis