*
Musisi Legendaris almarhum Harry Roesli sangat dekat dengan Legenda dari Indonesia Presiden OI Iwan Fals
Kedekatan itu juga bisa dilihat ketika Iwan Fals membuat album “in Colaboration With” pada tahun 2003. Salah satu nomor lagunya adalah ciptaan Harry Roesli, yakni lagu “Rinduku”.
Rinduku. Kerinduan Harry Roesli terhadap seorang sahabatnya, Virgiawan Listanto alias Iwan Fals.
Bait akhir lagu ciptaan Harry Roesli menjadi kenangan dan menggiring siapapun yang menikmatinya semakin dekat kepada Sang Khaliq, sebabHarry meninggal dunia tahun 2004.
"Beri aku waktu sedetik lagi
Menatap wajahmu
Esok, hari ini atau nanti
Mungkin tak kembali.. "
Sebelumnya, Iwan Fals ditinggal putra sulungnya; Galang Rambu Anarkhi leader band Bunga, tahun 1997. Dapat dipastikan lagu ini sangat mendalam bagi Iwan Fals dan bagi siapapun yang memiliki kasih sayang buat sahabat, pasangan, khususnya anak anaknya. Apalagi sesuai janji Sang Maha Pencipta bahwa tiap yang bernyawa akan kembali pada-NYA.
Lagu Rinduku awalnya ada dalam album “In Collaboration With” yang dirilis Musica Studio tahun 2003. Kemudian diaransemen ulang dan digabung dalam album “In Love” di tahun 2005.
Tolong rasakan ungkapan hati
Rasa saling memberi
Agar semakin erat hati kita
Jalani kisah yang ada
Ku tak pernah merasa jemu
Jika kau slalu di sampingku
Begitu nyanyian rinduku
Terserah apa katamu
Rambutmu... matamu
Bibirmu... ku rindu
Senyummu... Candamu...
Tawamu... ku rindu
Beri aku waktu sedetik lagi
Menatap wajahmu
Esok, hari ini atau nanti
Mungkin tak kembali... (Cipt Harry Roesli).
Klik artikel asli:
Lagu Rinduku; Kerinduan Seorang Harry Roesli kepada Iwan Fals
Belajar.
Terus terang aku suka hampir seluruh lagu yang dinyanyikan Iwan Fals, termasuk Rinduku. Lagu yang sangat manusiawi universal tidak terjebak pada satu dimensi saja seperti lagu cinta lainnya.
Mengisi waktu luang di mana Pandemi Covid19 yang nyaris bikin paranoid sejak April 2020 aku mulai belajar memetik gitar, salah satu lagu yang jadi objek belajar main gitar adalah Rinduku. Video terlampir:
Menurut Fimela, almarhum Harry Roesli mendefinisikan perjalanan karir Iwan Fals menjadi 4 periode. Beberapa periode tersebut mewakili musik-musik yang dibawakannya.
Periode pertama disebut sebagai 'Periode Anak Nakal' dimana Iwan Fals melontarkan lirik-lirik yang nyeleneh seperti 'Imitasi' dan 'Sepeda Motorku'. Periode ini terjadi antara akhir tahun 70an hingga pertengahan 80an.
Kemudian pada 1985-1990 adalah periode ke-2 yang disebut 'Periode Kritis'. Dalam masa-masa ini Iwan Fals menyuarakan pandangannya tentang ketidakberesan yang ada di Indonesia. Melalui lagu-lagunya yang berisi kritikan dan sindiran, Iwan Fals mempertanyakan kinerja pemerintah yang kacau.
Masuk ke periode ke-3 Iwan Fals mulai lebih berani melakukan perlawanan dengan karya-karnyanya. Periode ini ini disebut dengan 'Periode perlawanan' dimana Iwan Fals lebih berani menyuarakan pendapatnya dengan lagu-lagu seperti 'Kantata Takwa,' 'Swami' hingga 'Dalbo'.
Kemudian pada periode ke-4 disebut Harry sebagai 'Periode Ketenangan' di mana Iwan Fals membawakan karya-karya bertema cinta. Menurut Harry dalam Periode ini Iwan Fals 'membisikkan cinta'. Setelah putra sulungnya yang bernama Galang Rambu Anarki meninggal dunia tahun 1997.
Klik Artikel Asli:
Periode ke-5 Karir Iwan Fals Sepeninggal Harry Roesli
Kisaran 28 Oktober 2020.
Dirgahayu Soempah Pemoeda.
Happy Milad putraku MA Zikri ke 22.
Wassalam Nurkarim Nehe.
*Iwan Fals foto Fimela.com