Wisuda STMIK Royal Kisaran Menata Doa Dan Asa

Wisuda STMIK Royal Kisaran Menata Doa Dan Asa

Wisuda STMIK Royal Kisaran Menata Doa Dan Asa


Seringkali doa terhempas di sudut malam sepi nan hening, linangan air mata menggenanginya, menyeruak bagaikan jerit serta keluh kesah memanjat dinding Langit-NYA disapu angin lembab dinihari. Terhempas tanpa akhir karena doa sepanjang kasih tanpa ujung menggapai gapai asa.

Kadang doa berserakan di antara duri dan belukar nafkah. Doa merambah cucuran keringat, mencabik lelahnya otak dan otot demi kuatnya hati akan asa tiada akan pernah menyerah.

"Ya Tuhan, jika kuliah adalah daya upaya anakku untuk membangun masa depan, kumohon lancarkanlah usahanya sampai wisuda,"antara lain demikian bentuk doa orang tua untuk anaknya.

Begitulah agaknya gambaran bagaimana orang tua berjuang mencari nafkah, senantiasa berdoa serta membangun asa bagi anak anaknya lewat pendidikan formal dan non formal bahkan sejak si anak masih dalam kandungan sampai orang tua menjelang ajal. Tiada henti berdoa bagi anaknya.

Di atas ada tersebut "sampai wisuda", sebuah refleksi situasi kondisi rawan di mana orangtua dengan kemampuan ekonomi sangat baik tapi si anak diragukan kemauannya yang tentu berdampak kepada kemampuannya berkuliah. Atau, si anak sangat berkemauan namun kemampuan ekonomi orangtua antara "pas pasan" dengan "tunggang langgang".

Yang mengesankan adalah orang tua "tunggang langgang" bahkan "tersungkur" ekonominya bagaikan gayung bersambut oleh si anak yang tahu diri untuk menjadi sangat elegant selaku mahasiswa.

Kondisi yang "sangat durjana" ketika orangtua tidak tahu lagi membedakan antara berdiri, tersungkur, tertatih, berjalan, berlari dalam mencari nafkah untuk lambung dan mencukupkan biaya kuliah anaknya; tak menyadari bahwa doanya di tengah malam buta telah menjelma tergantikan ratapannya kepada Tuhan..., di sisi lain si anak bahkan tidak tahu jika dia belum mengerjakan tugas dari dosennya. Bukan karena sibuk berjuang mencari sesuatu yang bisa meringankan beban biaya di pundak orangtuanya tapi lebih sibuk mencari imitasi guna mengisi ruang publik yang penuh angan semu berhiaskan bianglala, asyik mengukir langkahnya dengan fantasi di trotoar fatamorgana.

Wisuda? Sejak dahulu memang begitu adanya, menjadi seremonial bergantian sebagai bukti fase sebuah perjalanan perkuliahan telah selesai sekaligus menjadi gerbang pelepasan para Sarjana dan Ahli Madya untuk menemui realita masing masing. Akankah memenuhi doa dan asa para orangtua?

Kebahagiaan agaknya kata yang lebih mendekati frame rangkaian prosesi wisuda setelah melewati judisium. Gerbang ini tidak saja menyita perhatian manejemen kampus tetapi juga para wisudawan wisudawati serta keluarga. Aroma wisuda bagai menghipnotis atmosfir di mana mereka berada.

Mulai yang berangkat ke wisuda sendiri, dengan ayah ibu, dengan ayah atau ibu saja, keluarga lengkap bahkan ditambah sanak keluarga. 

Meski Wisuda merupakan gerbang pelepasan Sarjana dan Ahli Madya ke dunia nyata, ternyata juga merupakan titik temu berbagai rasa; yakni kepuasan bathin para dosen dan manejemen kampus karena berhasil membimbing mahasiswa, kebahagiaan mahasiswa telah membuktikan dirinya mampu mengelola akal dan rasa selama jadi mahasiswa sampai wisuda, serta suka cita dan haru biru para orangtua.

"Saya cuti kerja karena harus menghadiri hari spesial anak kami, kendati wisuda ini bukan tujuan akhir anak kami tapi setidaknya hari ini membasuh lelah kami bertahun tahun, tanggungjawab orangtua kami jalankan dan anak kami untuk tahap ini juga berhasil melaksanakan tanggungjawab akan hari depannya,"ujar Kurniadi,48,warga Kisaran Timur, ayah dari seorang wisudawati Wisuda Sarjana XII dan Ahli Madya XXI STMIK Royal Kisaran, di Singapore Land,Sabtu 2 Desember 2023.

Kurniadi bersama istri berbaur dengan para orang tua wisudawan wisudawati di dalam Convention Hall yang full AC tempat prosesi wisuda. Di teras Hall para keluarga santai duduk di lantai menanti prosesi wisuda berakhir dan tentu sudah menyiapkan masing masing surprise.



 

Suasana di luar tak kalah sejuk sebab hari itu cuaca lembab disertai gerimis sporadis. Di tengah suasana tawa dan hingar anak anak menanti abang atau kakak mereka wisuda kadang ada rengek serta tangis, terselip beberapa ibu yang sibuk membenahi tata rias wajah. Suasana di luar begitu include dengan rangkaian acara pokok dan tambahan di dalam Hall.

Wisuda gerbang awal perjalanan sesungguhnya para remaja seiring menggapai kedewasaanya. "Kami serahkan kepada anak dan tentu rezeki dari Tuhan bagi anak kami akan bekerja di mana,sebab dari awal kami menguliahkan anak ke STMIK Royal karena yakin setelah wisuda anak kami akan tahu kemana membawa ilmunya untuk hari depannya. Banyak bukti yang sudah kami lihat,"ujar Azhar salah seorang ayah dari wisudawan saat ditanya apa rencana anaknya setelah wisuda.


Kepala Humas STMIK Royal Kisaran Ari Dermawan SH,MH menjelaskan 351 Wisudawan-Wisudawati Sarjana Angkatan XII dan Ahli Madya XXI STMIK Royal Kisaran. "Kampus ini terus menerus menggeliat membangun SDM berkualitas di bidang IT,"tukas Ari.
 

Prosesi wisuda dirangkai dengan penandatanganan kerjasama MoA antara STMIK Royal dan Universiti Teknologi MARA (UITM) Malaysia, hadir langsung dari Universiti Teknologi MARA (UITM) Malaysia YBHG Prof Ts Dr Haryani Haron dan Dr Nor Azimah Khalid. Kerjasama dengan Universiti Teknologi MARA (UITM) Malaysia yang sudah berjalan antara lain program pertukaran mahasiswa. 


Ketua STMIK Royal Wan Mariatul Kifti, SE, MM dalam sambutannya memaparkan berbagai prestasi STMIK Royal dan Mahasiswanya.

Di samping menyampaikan terima kasih kepada para orang tua yang memberi kepercayaan kepada STMIK Royal, Wan Mariatul Kifti, SE, MM berpesan kepada wisudawan wisudawati untuk tetap berjuang dan terus berkarya untuk agama, bangsa dan negara.

"Wisudawan-wisudawati agar selalu meminta restu dan doa orang tua," pesan Ketua Yayasan Pendidikan Royal Teladan Dhani Alhamidi Lubis S.AB sambil mengingatkan bahwa di tengah dunia yang terus berubah agar mengembangkan ketrampilan dan kemampuan, proaktif mencari peluang, berani ambil resiko, perkuat jejaring dan bangun koneksi.


Kepala LLDIKTI Wilayah 1 Sumatera Utara Prof Drs Saiful Anwar Matondang, MA, Ph.D menyatakan dalam sambutannya kepada wisudawan- wisudawati manfaatkan pengetahuan dan skill yang didapat di STMIK Royal, pendidikan yang didapatkan adalah anugerah Allah SWT yang wajib disyukuri, dan berterima kasih kepada orang tua. STMIK Royal sedang dalam proses menuju universitas diharapkan bisa menjadi kampus yang luar biasa, yang memiliki lahan yang cukup luas untuk kampus baru. "Ini nantinya bisa menjadi kebanggaan bagi masyarakat Asahan yaitu Universitas Royal,"tandas Matondang.
.
.
.

Selamat kepada wisudawan wisudawati STMIK Royal Kisaran telah berhasil menyelesaikan perkuliahan. Kuatkan langkah, tegakkan leher agar singkron dengan sinar matamu menatap betapa masih teramat panjang jalan yang harus ditempuh.

Setidaknya kalian sudah membuktikan diri bukan anak yang menyianyiakan doa dan asa orangtua. Kalian hebat.


Kede Ledang Kisaran,06 Desember 2023.
Catatan Nurkarim Nehe

[Foto Foto produksi STMIK Royal Kisaran]